Sabtu, 09 Juni 2012

Tips Foto Levitation (Foto Melayang)

Tips Foto Levitasi
Foto levitasi bisa dihasilkan dengan 2 cara: tanpa dan dengan editing
Tips membuat foto levitasi tanpa editing:
Tips untuk model
  • Foto levitasi tanpa editing dilakukan oleh model yang melompat dan membuat pose seolah-olah ia tampak melayang.
  • Model yang sedang berlevitasi menuju ke suatu arah, biasanya menekuk kedua kakinya ke belakang (sekitar 45 derajat) sesaat setelah melompat (air time) dan badan cenderung condong ke depan. Model yang sedang berlevitasi di tempat, biasanya berpose dengan kaki lurus ke bawah. Referensi: http://yowayowacamera.com
  • Melompatlah di tempat, tidak perlu sambil berlari. Jika melompat setelah berlari, akan susah bagi fotografer untuk mendapatkan frame yang pas. Kemungkinan juga jadinya pose Jump Shot orang lari sambil melompat, bukan pose levitasi.
  • Ancang-ancang sebelum meloncat dengan benar. Jika akan bergaya levitasi menuju ke satu arah, agak bungkukkan badan, tekuk lutut dan angkat satu kaki terlebih dahulu sebesar 45 derajat. Saat melompat, tinggal menekuk satu kaki sisanya. Untuk pose levitasi di tempat (berdiri) tekuk kedua kaki, badan tegap atau menyesuaikan dengan kegiatan yang sedang dilakukan dan saat meloncat (Air Time) bikin pose kaki selurus mungkin dengan telapak kaki selemas mungkin (agak menekuk ke bawah, jangan rata dengan tanah).
  • Fotografi levitasi berbeda dengan Jump Shot yang hanya sekadar memperlihatkan model yang melompat atau berlari sambil melompat. Berbeda pula dengan foto orang yang sedang terpental karena dipukul atau ditendang. Levitasi harus memperlihatkan model yang seakan melayang alami melawan gravitasi.
  • Berekspresilah sewajarnya sesuai dengan konsep kegiatan yang sedang dilakukan, tidak perlu berlebihan. Lebih bagus jika model tidak melihat ke kamera (kesan candid).
  • Foto levitasi bisa diaplikasikan ke berbagai tema dengan mempergunakan aksesoris yang mendukung. Umumnya sih berlevitasi memakai sapu, vacum cleaner, payung atau buku. Ayo coba tema yang lain! Boleh berlevitasi sambil angkat TV atau bahkan kulkas kalau kuat.
  • Cari lokasi foto yang unik. Keren juga kalau bikin foto levitasi sambil belanja di pasar, waktu memasak di dapur, atau di pinggir jalan waktu mau naik bajaj. Mau berlevitasi di kuburan sambil ditemenin mbak kunti yang juga demen levitasi juga boleh.
  • Jadikan foto levitasi yang ‘bercerita’ karena akan terlihat lebih menarik.
  • Gunakan peniti, pin, sabuk, penjepit kertas, double tape atau alat penjepit baju lain supaya baju tidak tampak menggembung atau tersingkap saat model melompat untuk mendapatkan kesan levitasi yang sempurna.
  • Kamu bisa menggunakan hair spray/gel agar saat melompat, rambut tidak terlihat berantakan. Bisa juga rambut diikat, memakai bando, atau topi. Foto levitasi yang sempurna harus memperlihatkan rambut yang tetap rapi. Namun, ini tergantung konsep. Jika konsepnya adalah model yang sedang terbang cepat, logikanya tentu rambut model terlihat berkibar ke arah berlawanan dengan arahnya melayang.
  • Stay safe! Jangan memaksakan diri melompat jika sudah capek & cari lokasi yang aman buat melompat.

Cara agar rok tidak menggelembung/berkibar saat melompat
Tips untuk fotografer
  • Foto levitasi tanpa editing dapat  dilakukan dengan kamera professional (DSLR) maupun kamera biasa (kamera ponsel, pocket cam).
  • Foto levitasi dengan kamera DSLR, bisa memanfaatkan Burst Mode (Continuous Shooting). Dengan sekali menekan tombol shutter, langsung menghasilkan beberapa jepretan sekaligus. Foto-foto hasil jepretan dengan Burst Mode dari kamera DSLR dapat dipilih mana yang paling pas mendapatkan moment “melayang”.
  • Foto levitasi dapat dilakukan dengan kamera non-professional atau kamera ponsel, namun lebih tricky karena hanya mengandalkan ketepatan menekan tombol rana saat model melompat.
  • Hafalkan Shutter Lag kameramu. Shutter Lag adalah seberapa lama jeda dari saat kamu memencet tombol rana (Shutter) sampai gambar terambil oleh kamera. Tiap kamera mempunyai Shutter Lag berbeda.
  • Jika mengambil foto levitasi outdoor, pastikan tidak mendung (sinar matahari langsung), agar bayangan terbentuk sehingga efek model sedang melayang lebih terlihat.
  • Gunakan shutter speed tinggi untuk menangkap model yang melayang dengan lebih fokus (Freeze Motion/Frozen Moment). Cahaya yang cukup sangat berperan untuk mendapatkan shutter speed tinggi. Shutter Speed di atas 1/500 lebih baik. Bisa mempergunakan setting otomatis TV (Time Value) untuk kamera DSLR type Canon atau S (Shutter Speed Priority) untuk jenis Nikon. Atau memakai manual mode (M) dengan setting Aperture dan ISO yang menyesuaikan.
  • Untuk kamera saku (Pocket Cam) bisa memanfaatkan Sport Mode atau Action Mode untuk mendapatkan shutter speed tinggi.
  • Untuk kamera ponsel karena tidak ada setting untuk shutter speed, sebaiknya melakukan foto levitasi outdoor dan memanfaatkan cahaya matahari langsung agar mendapatkan high shutter speed.
  • Gunakan low angle, agar model terlihat tinggi melayang.
  • Boleh menggunakan high angle asalkan ada bayangan dan model terlihat terpisah dengan bayangan saat melompat.
Contoh Perbedaan Levitasi dengan Jump Shot.
  • Pada Jump Shot, terlihat ekspresi ceria hasil melompat, aksesoris (kalung) yang berterbangan, baju dan rambut yang berantakan, dan pose yang sangat terlihat hasil melompat.
  • Pada Levitasi, dengan pemilihan pose dan ekspresi yang pas, hal seperti Jump Shot di atas tidak terjadi.  Sang model terkesan seolah-olah melayang.

Bisakah memfoto diri sendiri sedang berlevitasi?
Bisa! Gunakan Tripod, dan set timer di kamera. Loncatlah sebanyak mungkin saat mendekati waktu timer! Ini tapi pakai untung-untungan ya! Atau bisa juga dengan menggunakan wireless remote untuk kamera. Usahakan memegang remote dengan tidak terlihat kamera.

0 komentar:

Posting Komentar